Senin, 04 Juni 2012

Relative clauses and Relative Pronoun (possesive, personal)

How to Form Relative Clauses Level 2 Imagine, a girl is talking to Tom. You want to know who she is and ask a friend whether he knows her. You could say: A girl is talking to Tom. Do you know the girl? That sounds rather complicated, doesn't it? It would be easier with a relative clause: you put both pieces of information into one sentence. Start with the most important thing – you want to know who the girl is. Do you know the girl … As your friend cannot know which girl you are talking about, you need to put in the additional information – the girl is talking to Tom. Use „the girl“ only in the first part of the sentence, in the second part replace it with the relative pronoun (for people, use the relative pronoun „who“). So the final sentence is: Do you know the girl who is talking to Tom? Relative Pronouns Level 2 relative pronoun use example who subject or object pronoun for people I told you about the woman who lives next door. which subject or object pronoun for animals and things Do you see the cat which is lying on the roof? which referring to a whole sentence He couldn’t read which surprised me. whose possession for people animals and things Do you know the boy whose mother is a nurse? whom object pronoun for people, especially in non-defining relative clauses (in defining relative clauses we colloquially prefer who) I was invited by the professor whom I met at the conference. that subject or object pronoun for people, animals and things in defining relative clauses (who or which are also possible) I don’t like the table that stands in the kitchen. Subject Pronoun or Object Pronoun? Level 2 Subject and object pronouns cannot be distinguished by their forms - who, which, that are used for subject and object pronouns. You can, however, distinguish them as follows: If the relative pronoun is followed by a verb, the relative pronoun is a subject pronoun. Subject pronouns must always be used. the apple which is lying on the table If the relative pronoun is not followed by a verb (but by a noun or pronoun), the relative pronoun is an object pronoun. Object pronouns can be dropped in defining relative clauses, which are then called Contact Clauses. the apple (which) George lay on the table Relative Adverbs Level 3 A relative adverb can be used instead of a relative pronoun plus preposition. This often makes the sentence easier to understand. This is the shop in which I bought my bike. → This is the shop where I bought my bike. relative adverb meaning use example when in/on which refers to a time expression the day when we met him where in/at which refers to a place the place where we met him why for which refers to a reason the reason why we met him Defining Relative Clauses Level 2 Defining relative clauses (also called identifying relative clauses or restrictive relative clauses) give detailed information defining a general term or expression. Defining relative clauses are not put in commas. Imagine, Tom is in a room with five girls. One girl is talking to Tom and you ask somebody whether he knows this girl. Here the relative clause defines which of the five girls you mean. Do you know the girl who is talking to Tom? Defining relative clauses are often used in definitions. A seaman is someone who works on a ship. Object pronouns in defining relative clauses can be dropped. (Sentences with a relative clause without the relative pronoun are called Contact Clauses.) The boy (who/whom) we met yesterday is very nice. Non-Defining Relative Clauses Level 4 Non-defining relative clauses (also called non-identifying relative clauses or non-restrictive relative clauses) give additional information on something, but do not define it. Non-defining relative clauses are put in commas. Imagine, Tom is in a room with only one girl. The two are talking to each other and you ask somebody whether he knows this girl. Here the relative clause is non-defining because in this situation it is obvious which girl you mean. Do you know the girl, who is talking to Tom? Note: In non-defining relative clauses, who/which may not be replaced with that. Object pronouns in non-defining relative clauses must be used. Jim, who/whom we met yesterday, is very nice. How to Shorten Relative Clauses? Level 3 Relative clauses with who, which, that as subject pronoun can be replaced with a participle. This makes the sentence shorter and easier to understand.

Selasa, 08 November 2011

5 tahun kedepan anda akan menjadi apa

I called the so Ridho Irvananda Gunadarma University student, majoring in Computer Systems and is now stepping 7th semester, when the value is still below average, the density of the class schedule from Monday to Saturday cause I have to get up early. lately I've understood banged on the importance of college for the future, someday we should be successful and useful for the nation, not otherwise become social pariahs. Behind all this parental role is very important for me, he who always support me and pray for this beloved child, parents should our message be sure to always give thanks to Almighty GOD by performing obligatory prayers five times. then start from now we do things in a positive, god willing, the next 5 years I will be successful.



thanks mom n dad
Jl. Raya Flamboyan 21
Kelapa 2 depok
Depok 16914
Phone : 081806718325

June 11th, 2007
Attention To:
Mr. Haryono Sujatmiko
PT. Bumi Sentosa Damai
Jl. Garuda No. 33
Bogor
Dear Mr. Sujatmiko,
I am a graduate student in Computer Science at Gunadarma University, and I will be awarded an M.S. degree in July 2007. I am currently looking for a position related to Database/Graphics Package Design in the research and development department of a major company.
Before coming to Gunadarma University, I designed, supervised, and completed a CAD system. The function covers vector, character and curve generation, windowing, shading, and transformations.
At Gunadarma University, my research work involves Compilation of Relational Queries into Network DML. To enhance my background, I have taken some courses in computer graphics and database, and I have experience in and an understanding of the design of databases. With this b background, I certainly believe that I am competent to meet challenging tasks and can make a good contribution to your company.
Enclosed is my resume, which indicates in some detail my training and experience. I sincerely hope that my qualifications are of interest to you and that an interview might be arranged at your convenience.
Thank you for your consideration. I look forward to hearing from you soon.

Sincerely yours,



Ridho Irvananda

Minggu, 09 Januari 2011

daftar pustaka

Daftar pustaka atau biasa juga disebut bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul-judul buku, artikel, makalah, dan bahan-bahan dalam bentuk lainnya yang dijadikan sumber atau rujukan untuk sebuah buku atau bentuk tulisan lain.

Bagi sebagian orang, daftar pustaka mungkin tidak tertalu penting untuk dituliskan. Namun bagi orang yang bergelut di bidang akademik dan concern terhadap ilmu pengetahuan, daftar pustaka merupakan hal yang perlu diperhatikan. Para calon sarjana, ilmuwan, peneliti, dan lain-lain akan menuliskan sebuah daftar pustaka di akhir tulisan mereka. Dengan sendirinya, mereka juga harus tahu bagaimana cara menulis daftar pustaka dengan benar apabila mereka membuat sebuah karya.

Sebuah karya yang menuliskan daftar pustaka akan bisa dilihat kembali apakah sumber aslinya berkaitan dengan karya tersebut. Sekaligus melalui daftar pustaka, pembaca bisa memperluas pengetahuannya dengan referensi tersebut yang ditulis di akhir karya.

Fungsi Daftar Pustaka

Fungsi dari daftar pustaka berbeda dengan catatan kaki. Catatan kaki digunakan untuk menunjuk kepada sumber dari sebuah pernyataan yang digunakan pada tulisan. Dalam hal ini, catatan kaki lebih terperinci dengan menyebutkan sumber seperti penulis, judul buku, dan di halaman berapa sumber itu diambil.

Berbeda dengan itu, daftar pustaka lebih bersifat keseluruhan. Daftar pustaka memberikan informasi yang lengkap mengenai penulis, judul buku, tahun terbit, kota terbit, dan nama penerbit. Di sisi lain, daftar pustaka berfungsi sebagai pelengkap catatan kaki. Bila kita ingin melihat secara lengkap referensi yang tertulis pada catatan kaki, maka kita bisa mencarinya dalam daftar pustaka.

Unsur Daftar Pustaka

Agar tahu bagaimana cara menulis daftar pustaka, maka Anda harus mengetahui terlebih dahulu unsur-unsurnya. Unsur yang paling penting yang harus dimasukkan ke dalam daftar pustaka antara lain sebagai berikut.

1. Nama penulis, ditulis secara lengkap
2. Judul buku, juga termasuk anak judulnya atau judul tambahan
3. Data publikasi, meliputi nama penerbit, tahun terbit, dan di mana terbitnya buku tersebut. Jika perlu sertakan cetakan ke berapa.
4. Untuk artikel atau tulisan di majalah, perlu ditulis juga nama pengarangnya, judul artikel, nama majalah, nomor, dan tahun terbit.

Penyusunan Daftar Pustaka

Cara menulis daftar pustaka tidaklah seragam, terutama diakibatkan oleh sifat bahan referensi itu. Cara penyusunan daftar pustaka untuk buku dan majalah tentu berbeda. Namun ada tiga pokok yang selalu harus dicantumkan: penulis, judul, dan data-data publikasi.

Urutan cara menulis daftar pustaka pada umumnya adalah sebagai berikut.

Nama penulis. Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Nama penerbit

Catatan urutan:

1. Jika nama penulis mempunyai dua kata, tulis kata terakhir dulu, pisahkan dengan tanda koma
2. Setelah nama pengarang, kemudian beri tanda titik untuk menuliskan tahun terbit
3. Judul buku ditulis dengan italic
4. Setelah judul, beri tanda titik, kemudian tulis kota terbit
5. Setelah kota terbit, beri tanda titik dua, kemudian tulis nama penerbit


Contoh Penulisan Daftar Pustaka

* Satu pengarang

Sukono, Catur. 2010. Desain Grafis. Jakarta: OK Publishing

* Dua atau tiga pengarang

Sukono, Catur dan Joko Susilo. 2010. Desain Grafis. Jakarta: OK Publishing

(Nama yang dibali hanya pengarang pertama saja, yang kedua dan ketiga – bila ada – ditulis tanpa dibalik.)

* Banyak pengarang

Sukono, Catur, dkk. 2010. Desain Grafis. Jakarta: OK Publishing

* Buku terjemahan

Havelar, Jack. 2010. Desain Grafis, terj. Catur Sukono. Jakarta: OK Publishing

* Artikel dalam majalah atau sumber lain

Sukono, Catur. 2010. “Desain Grafis”, OK Majalah. Jakarta: OK Publishing

(Judul artikel diapit dengan tanda petik)

fungsi kutipan

· Fungsi Kutipan

1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi

2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat

3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana

4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan

5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka

6) Meningkatkan estetika penulisan

7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan

8) Memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka

Jenis-Jenis Kutipan

1. Kutipan Langsung

Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan referensinya dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halamannya.

a. Jika jumlah kata kutipan tidak lebih dari tiga baris, kutipan tersebut diketik dengan jarak dua spasi dan diberi tanda petik. Contoh:

Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa “Hasil pemilu 1999 dan pemilu 2004 secara gamblang menunjukkan bahwa PDI-P leading di Kabupaten Bantul.”

b. Jika jumlah kata kutipan lebih dari tiga baris, kutipan diketik pada garis baru, sejajar dengan awal alinea baru, berjarak satu spasi, dan tanpa tanda petik:

Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang menggunakan sistem distrik:

negara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil) yang kira-kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari satu negara ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah penduduknya kira-kira 500.000 orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya berhak atas satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas (suara terbanyak) dalam distriknya menang.

c. Jika kutipan memakai bahasa asing, kutipannya ditulis dalam huruf miring. Contoh:

Berkenaan dengan peradaban, Huntington (1996:303) mengatakan sebagai berikut:

The overriding lesson of the history of civilization, however, is that many things are probable but nothing is inevitable. Civilizations can and have reformed and renewed themselves.The central issue for the West is whether, quite apart from any external challenges, it is capable of stoping and reversing the internal processes of decay.Menurut Sartori (dalam Gaffar 1992:37), “[t]he hegemonic party system neither allows for a formal nor a defacto competition for power. Other parties are permitted to exist, but as second class,licensed parties.”

d. Jika mengutip bukan dari buku/sumber aslinya, melainkan dari pengarang lain (mengutip sebuah kutipan), maka tambahkan kata “dalam” ketika menyebut referensinya. Contoh: Afan Gaffar menulis sebuah buku dan di dalam bukunya ia mengutip pendapat Giovanni Sartori; penulis skripsi kemudian mengutip pendapat Sartori yang terdapat dalam buku Gaffar tersebut; maka penulisan referensinya adalah sebagai berikut:

Menurut Sartori (dalam Gaffar 1992:37), “[t]he hegemonic party system neither allows for a formal nor a defacto competition for power. Other parties are permitted to exist, but as second class, licensed parties.”

Atau:

Seorang pakar ilmu politik, yang banyak mengamati perilaku partai politik, mengatakan bahwa “[t]he hegemonic party system neither allows for a formal nor a defacto competition for power. Other parties are permitted to exist, but as second class, licensed parties” (Sartori, dalam Gaffar 1992:37).

2. Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus disebutkan, baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman.

Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam mengutip secara tidak langsung. Pertama, dengan meringkas, menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain. Contoh: Penyusun skripsi yang meringkas atau merujuk pokok-pokok pikiran (pendapat) Huntington tentang gelombang demokratisasi di dunia ini dalam bukunya The Third Wave of Democratization:

Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi tiga periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang berlangsung antara 1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang terjadi antara 1943-1962, dan demokratisasi gelombang ketiga yang dimulai dari tahun 1974 sampai tahun1990-an (Huntington 1991). Mengingat sekarang masih banyak rejim-rejim otoriter, apakah akan ada gelombang demokratisasi keempat?

Kedua, dengan melakukan paraphrase, yakni pengubahan struktur/susunan kalimat aslinya menjadi kalimat lain tanpa mengubah isi atau subtansi kalimat/alinea. Contoh:

Kalimat asli yang dibuat oleh Miriam Budiardjo:

Berkenan dengan sistem pemilu, Miriam Budiardjo mengatakan: Pada umumnya kita kenal dua sistem pemilu, masing-masing dengan beberapa variasinya. Dalam sistem distrik, satu wilayah (yaitu distrik pemilihan) memilih satu wakil tunggal (single-member constituency) atas dasar pluralitas (suara terbanyak). Dalam system proporsional, satu wilayah (yaitu daerah pemilihan) memilih beberapa wakil (multi-member contituency), yang jumlahnya ditentukan atas dasar rasio, misalnya 400.000 penduduk (Budiardjo 1982:4)

Kalimat paraphrasenya:

Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangnya—yang akan menjadi wakil di parlemen—adalah satu orang, sedangkan dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan suaranya (Budiardjo 1982:4).

Sabtu, 30 Oktober 2010

Library Yang Terdapat pada VHDL

Kode yang sering digunakan di dalam FPGA adalah VHDL. VHDL adalah sebuah bahasa pemrograman yang digunakan untuk mendeskripsikan hardware. dipublikasikan oleh IEEE pada tahun 1987, dengan label IEEE Std 1076-1987. Bahasa ini telah mengalami modifikasi dan revisi, dengan versi terbaru berlabel IEEE Std 1076-1993. Konsep penting dalam VHDL serta aturan penulisan ( Syntax ) kode tersebut. Konsep syntax banyak diperlukan untuk mengerti bagaimana rancangan VHDL sebagai bagian dari pemrograman FPGA. Manfaat utama dari VHDL ketika digunakan untuk mendesain sebuah sistem adalah kemampuannya untuk memodelkan sistem tersebut serta mensimulasikannya sebelum synthesis tools mentranslasikannya ke hardware.

Kemampuan VHDL :

1. Dapat digunakan sebagai exchange medium.
2. Mendukung hirarki.
3. Mendukung metodologi top-down dan bottom-up.
4. Test bench dapat dituliskan menggunakan bahasa ini.
5. Tipe data baru dapat disebutkan.

Sturktur Kode VHDL

Struktur dasar dari kode VHDL ditunjukkan pada gambar di bawah ini berikut :

Basic VHDL kode :

- Library

- Entity

- Architecture

1. Library : berisi semua library yang digunakan pada design.

contoh : ieee, std, work, dll.


Standart Library Ada 4:

1. LIBRARY IEEE : ( Membaca Paket Standart Dari Library IEEE)
2. USE IEEE.IEEE.STD_LOGIC_1164.ALL : (Memasukan Semua Bagian Dari IEEE STD_LOGIC Variable )
3. USE IEEE.STD_LOGIC_ARITH_ALL : ( Memasukan Semua Operasi Aritmatika Untuk Standart Logic Variable)
4. USE IEEE.STD_LOGIC_UNSIGNED.ALL : ( Memasukan Semua Fungsi Yang Belum Di Desain Untuk Operasi Arithmatic )

2. Entity : Entity memberikan arti tentang bagaimana sebuah bagian rancangan dideskripsikan di VHDL lain dan juga memberikan nama untuk model tersebut.

3. Architecture : berisi kode utama VHDL yang menggambarkan bagaimana rangkaian bekerja.


Contoh Library ieee :

use ieee.std_logic_1164.all;
use ieee.std_logic_arith.all;

...entity count 8 is
port(
clk.in std_logic;
load.in std_logic;
count.in std_logic;

d: in std_logic_vector(7 down to 0);
q: in std_logic_vektor(7 down to 0);

end;


sumber : Modul FPGA & google

Kamis, 21 Oktober 2010

TOPIK , TEMA & JUDUL

Topik, tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau gubahan sajak. Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sbb.

* Topik
1. Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi.
2. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan.
* Tema
Pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, emnggubah sajak, dsb)
* Judul
1. Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu.
2. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk.

Jelas terlihat bahwa apa yang dikemukakan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyiratkan bahwa arti ketiga kata yang kita bicarakan ini sama adanya.
Jika kita berdialog dengan seseorang, biasanya kita memperbincangkan satu masalah tertentu, umpamanya tentang banjir, tentang narkoba, tentang sepak bola, dsb. Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal.
Akan tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu kita sebut multitopik atau topik ganda.
Dalam wacana yang berupa dialog antara dua tau tiga orang, topik itu muncul begitu saja, kecuali dialog tersebut memang direncanakan sejak lama.
Sebuah topik tunggal bisa tidak searah. Umpamanya, jika kita menceritakan kepada lawan bicara bahwa kita mengalami sakit perut, tentulah kita berharap lawan bicara tersebut akan merespon dengan memberikan nasihat atau menyarankan mencoba obat tertentu.

TOPIK

Pengertian topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.

Cara Membatasi Topik
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

TEMA

Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.

Syarat Tema yang Baik
1. Tema menarik perhatian penulis.

Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.

2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.

Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.

3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.

Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

JUDUL

Pengertian Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.

Syarat-syarat pembuatan judul :
1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.

2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.